Aidatun, Guru SD di Kota Gaplek Wonogiri Raih Predikat Cumlaude Pascasarjana IIM Surakarta

Surakarta – Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa Program Pascasarjana Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum (IIM) Surakarta). Aidatun, seorang guru sekolah dasar asal Kota Gaplek, Wonogiri, berhasil meraih predikat Cumlaude dalam Sidang Munaqasyah Tesis yang digelar pada Sabtu, 11 Oktober 2025, bertempat di ruang sidang Pascasarjana IIM Surakarta.

Sidang dipimpin langsung oleh Ketua Sidang, Dr. Sukari, M.Pd.I, yang juga menjabat sebagai Direktur Pascasarjana IIM Surakarta. Adapun tim penguji terdiri atas Dr. H. Fajar Syarif, M.A. selaku penguji eksternal dari Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan Dr. Joko Subando, M.Pd. sebagai penguji internal.
Dalam sidang yang berlangsung lancar dan penuh semangat ilmiah tersebut, Aidatun mempertahankan tesis berjudul:
“Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Kurikulum Merdeka dalam Penguatan Karakter Siswa di SMA Negeri 1 Wuryantoro Wonogiri.”

Penelitian yang dilakukan Aidatun menyoroti bagaimana implementasi Kurikulum Merdeka dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) mampu menjadi sarana efektif dalam menumbuhkan karakter religius, disiplin, dan tanggung jawab pada peserta didik. Ia memaparkan bahwa pendekatan pembelajaran kontekstual dan berbasis proyek yang diusung oleh Kurikulum Merdeka sangat relevan dengan nilai-nilai PAI yang menekankan pembentukan akhlak mulia.

Penguji Eksternal, Dr. H. Fajar Syarif, M.A., memberikan apresiasi atas kedalaman analisis dan kemampuan Aidatun dalam mengaitkan teori pendidikan Islam dengan praktik implementasi kurikulum nasional.

“Tesis ini memiliki kontribusi penting dalam penguatan karakter siswa di era Kurikulum Merdeka. Peneliti mampu memadukan antara nilai-nilai keislaman dengan kebijakan pendidikan modern secara harmonis,” ujar Fajar Syarif dalam komentarnya.

Penguji Internal Dr. Joko S mengomentari dalam bagian pembahasan hasil penelitian, penulis telah menggambarkan pelaksanaan pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Wuryantoro secara rinci. Hanya saja, analisis terhadap faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi Kurikulum Merdeka perlu diperkuat dengan data kualitatif yang lebih beragam, misalnya kutipan wawancara langsung dari guru dan siswa agar kesimpulan yang diambil lebih representatif.

Sementara itu, Dr. Sukari, M.Pd.I. selaku Ketua Sidang sekaligus Direktur Pascasarjana menyampaikan rasa bangga atas capaian mahasiswa tersebut.

“Pascasarjana IIM terus mendorong para mahasiswa untuk menghasilkan karya ilmiah yang tidak hanya akademis, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pendidikan di lapangan. Prestasi Aidatun menunjukkan bahwa guru di daerah pun mampu menghasilkan penelitian berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Setelah melalui rangkaian ujian yang meliputi presentasi, tanya jawab, dan evaluasi akademik, dewan penguji menetapkan Aidatun lulus dengan predikat Cumlaude. Capaian ini menjadi bukti nyata komitmen mahasiswa Pascasarjana IIM Surakarta dalam meningkatkan kompetensi profesional sekaligus kontribusi bagi dunia pendidikan Islam.

Kegiatan sidang munaqasyah ini juga menjadi bagian dari rangkaian implementasi kerja sama akademik (MoU) antara Pascasarjana IIM Surakarta dengan IIQ Jakarta, di mana dosen dari IIQ turut serta menjadi penguji eksternal untuk menjaga mutu akademik dan memperkuat kolaborasi antarperguruan tinggi.

Dengan penuh haru dan kebanggaan, Aidatun menyampaikan rasa syukur atas hasil yang diraihnya.

“Saya persembahkan keberhasilan ini untuk keluarga, almamater, dan para guru yang selalu memberi semangat. Semoga ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat bagi peserta didik dan dunia pendidikan Islam,” ujarnya seusai sidang.